Asal Usul Batu Bacan
Ciri, Keunikan, dan Jenis Batu Bacan
Keindahan batu Bacan ini terletak pada warnanya yang
bervariasi dari kristal hijau, biru, dan hitam senter hijau. Batu bacan
merupakan 'batu hidup' karena kemampuannya berproses menjadi lebih indah secara
alami ataupun cukup dengan mengenakannya setiap hari dalam bentuk cincin,
kalung, ataupun kepala sabuk. Batu bacan dengan inklusi atau serat batu yang
banyak secara perlahan akan berubah menjadi lebih bersih (bening) dan
mengkristal dalam waktu bertahun-tahun.
Sebagai contoh, batu bacan warna hitam secara bertahap mampu berubah menjadi hijau. Tidak cukup berproses sampai di situ, berikutnya batu ini masih bisa berubah lagi dalam proses 'pembersihan' sehingga menjadi hijau bening seperti air. Untuk mempercepat proses tersebut biasanya pemilik batu bacan akan terus-menerus memakainya hingga berubah warnanya.
Sebagai contoh, batu bacan warna hitam secara bertahap mampu berubah menjadi hijau. Tidak cukup berproses sampai di situ, berikutnya batu ini masih bisa berubah lagi dalam proses 'pembersihan' sehingga menjadi hijau bening seperti air. Untuk mempercepat proses tersebut biasanya pemilik batu bacan akan terus-menerus memakainya hingga berubah warnanya.
Tidak hanya mampu 'hidup' berubah warna secara alami, batu bacan juga untuk beberapa jenis dapat menyerap senyawa lain dari bahan yang melekatinya. Seperti sebutir batu bacan hijau doko yang dilekatkan dengan tali pengikat berbahan emas mampu menyerap bahan emas tersebut sehingga bagian dalam batunya muncul bintik-bintik emas.
Kemampuan batu bacan yang berubah warna secara
alami dan mencerap bahan melekatinya itulah yang membuat pecinta batu mulia di
luar negeri dari China, Arab, dan Eropa tercengang dan kagum terhadapnya.
Selain itu, batu bacan juga memiliki tingkat kekerasan batu 7,5 skala Mohs
seperti batu jamrud dan melebihi batu giok. Dengan keistimewaan dan keunggulan
batu bacan itulah banyak pecinta batu mulia dari luar negeri memburunya sejak
tahun 1994. Di Indonesia sendiri batu ini baru popular belakangan sejak 2005
dimana sekarang harganya sangat mahal serta kurang logis bagi orang awam.
Ada beberapa jenis batu Bacan yaitu Bacan
Doko, Bacan Palamea, Bacan Cincau, Bacan Gulau, Bacan Kembang, Bacan
Pancawarna, Bacan Hijau Botol, Bacan Kenari, Bacan Hati Gorango. Ciri-ciri
Bacan Doko adalah mempunyai warna cenderung kehijau-hijauan dan lebih keras
dibandingkan bacan Palamea. Ciri-ciri Bacan Palamea adalah mempunyai warna
kebiru-biruan. Penamaan batu Bacan Doko dan Bacan Palamera ini berdasarkan asal
desa ditemukannya batu Bacan yaitu Desa Doko dan Desa Palamea.
Harga Batu Bacan Termurah
Dahulu Batu Bacan nilainya tidak semahal seperti
sekarang, karena pada saat itu tidak ada pembeli lokal dan pembeli luar daerah.
Pada 1990-an batu ini berbentuk bongkahan (palamea) dengan berat sekitar 10 Kg
dari jenis super dihargai seorang turis asal Singapura seharga Rp7 juta. Sejak
itu Batu Bacan mulai dikenal di kalangan penggemar batu mancanegara, terutama
warga keturunan Tionghoa yang sangat berminat pada batu jenis super warna hijau
ini.
Kini Batu Bacan banyak diburu pecinta batu. Harganya
juga kalah jauh dibanding batu permata jenis lainnya. Soal harga, jangan
terkejut karena batu yang juga tengah diburu kolektor itu memiliki harga yang
luar biasa. Harga Batu Bacan ditentukan oleh kualitas dan motif serta ukuran
besar kecilnya batu.
Untuk ukuran cincin, harga batu Bacan dijual termurah
dari Rp500.000 hingga Rp60 juta bahkan ada yang ratusan juta, seharga sebuah
mobil mewah. Sedangkan bongkahan baru batu Bacan Doko Rp65 juta. Bongkahan batu
ini dikupas lalu kita cari dagingnya. Batu ini tidak hanya untuk cincin saja,
bisa dijadikan liontin, plakat, bros, dan patung.
0 comments:
Post a Comment
Budayakan komentar dengan bahasa yang sopan.